Selasa, 02 Juni 2015

sejrah terbentuknya PSSI

Sejarah Terbentuknya PSSI
Logo PSSI
PSSI merupakan badan asosiasi yang mewadahi persepak bolaan di Indonesia. Memang PSSI sekarang tidak sesuai dengan semboyan mereka yang menyebutkan badan asosiasi sepak bola di Indonesia mereka sekarang hanya memikirkan jabatan dan kekuasaan yang tak kunjung usia. Sempat terjadi perselisihan atas nama Arifin Panigoro yang katanya ingin merubah wajah sepak bola Indonesia yang semakin hari semakin kacau. Namun inisiatif dia malah menimbulkan keributan. PSSI sendiri terbentuk pada tahun tanggal 19 April 1930 di Yogyakarta. Ini semua berasal dari seorang insinyur sipil bernama Soeratin Sosrosoegondo yang merupan pendiri PSSI. Beliau menyelesaikan pendidikannya di Sekolah Teknik Tinggi di Heckelenburg, Jerman pada tahun 1927 dan kembali ke tanah air pada tahun 1928. Ketika kembali ke tanah air Soeratin bekerja pada sebuah perusahaan bangunan Belanda “Sizten en Lausada” yang berpusat di Yogyakarta. Disana ia merupakan satu - satunya orang Indonesia yang duduk dalam jajaran petinggi perusahaan konstruksi yang besar itu. Namun karena dia berjiwa nasionalis dia lebih memilih mundur dari perusahaan tersebut.
Setelah tidak melanjutkan masa kerjanya di “Sizten en Lausada” ia lebih lebih memilih bergerak dibidang sepak bola, karena ia berpendapat sepak bola adalah tempat yang cocok untuk meningkatkan nasionalisme para pemuda bangsa Indonesia pada saat pemerintahan Belanda.

Soeratin Sosrosoegondo  yang merupakan pendiri PSSI.

Untuk mewujudkan keinginannya itu maka Soeratin leakukan pertemuan dengan tokoh-tokoh sepak bola di Yogyakarta, Solo dan Bandung. Lalu mereka melakukan sebuah pertemuan di hotel yang bertepatan dijakarta bernama hotel Binnenhof di Jalan Kramat. Lalu terjadilah pertemuan dengan Soeri yang merupakan ketua VIJ (Voetbalbond Indonesische Jakarta) dan pengurus persepak bolaan yang lain lalu dibuat dan direncanakan gagasan untuk membuat sebuah organisasi persepakbolaan kebangsaan yang mewadahi sepak bola di Indonesia. Lalu gagasan tersebut dimatangkan oleh tokoh pergerakan nasional seperti Amir Notopratomo, A Hamid, Daslam Hadiwasito, Soekarno. Sementara untuk menjalin komunikasi dikota lain dilakukanya kontak seperti dengan Soediro di Magelang. Kemudian pada tanggal 19 April 1930, yang merupakan tanggal terbentuknya PSSI berkumpulah wakil – wakil dari VIJ, BIVB, Persatuan Sepakbola Mataram VVB, MVB, IVBM,  SIVB diwakili Pamoedji. Dari pertemuan tersebut maka, terlahirnya PSSI (Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia) nama PSSI ini diubah dalam kongres PSSI di Solo 1950 menjadi Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia. Pada saat iupun Ir Soeratin mendapat kehormatan untuk menduduki jabatan sebagai ketua umum PSSI.
PSSI yang baru terbentuk pun langsung membuat program yang disebu “Stridji Program” yang merupakan program perjuangan yang pernah dilakukan oleh partai atau organisasi massa yang pernah ada. Stridji Program ini bertujuan untuk menentang pemerintahan Belanda melalui NIVB.  Lalu dijadwalkan kompetisi untuk strata 1 dan 2 dan akan dilanjutkan ke kejuaran yang lebih tinggi yang dikenal dengan “ Steden Tournooi” yang di mulai di Surakarta pada tahun 1931.
Karena semakin banyaknya rakyat-rakyat yang bermain bola di tempat umum,jalanan dan alun-alun, Paku Buwono X membuatkan stadion Sridewi yang diresmikan pada bulan Oktober 1933  lengkap dengan lampu pengerangan, sebagai imbalan atas kebangkitan sepak bola kebangsaan yang dibangun oleh PSSI.
Karena berkeinginan agar bangsa pribumi memiliki keunggulan di bidang olahraga, Ir Soeratin mendirikan ISI yng merupakan singkatan dari “ Ikatan Sport Indonesia” yang berdiri pada tahun 1938. Kemudia ISI mengadakan pekan olahraga pada tanggal 15-22 Oktober 1938 di Solo.
PSSI  pun mengalami perkembangan yang pesat baik kekuatan maupun solidaritas akhirnya NIVB berubah nama menjadi NIVU pada tahun 1936. Terjadilah kerja sama diantara mereka yang program pertamanya adalah mendatangkan tim dari Austria “ Winner Sport Club”.
Pada tahun 1938 Dutch East Indies mengikuti kompetisi Piala Dunia. Namun ada hal yang di protes oleh Ir Soeratin karena pemain yang dibawa adalah pemain yang berasal dari NIVU bukan dari PSSI awalu ada 9 orang yang berasal dari tianghoa. Sebelumnya Ir Soerotin melakukan kerja sama yang dinamakan “gentlemen’s agreement” yang ditandatangani tanggal 5 Januari 1937 di Yogyakarta untuk menentukan siapa yang ikut serta dalam Piala Dunia. Akhirnya terjadilah pemutusan kerja sama secara sepihak yang di tetapkan pada kongres PSSI tahun 1938 tersebut.
Kesebelasan Indonesia di Piala dunia tahun 1938
Soeratin mengakhiri masa kerjanya di PSSI sejak tahun 1942, setelah sempat menjadi ketua PSSI selama 2 tahun, dan terpilih kembali di tahun 1942.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar